Selasa, 01 Mei 2012

ZAT PENGAWET MAKANAN

ZAT BERBAHAYA DALAM MAKANAN
Dalam aktivitas makan sehari-hari kadang kita tidak menghiraukan adanya zat-zat berbahaya dalam makanan yang hal itu sudah sangat jelas akan memperburuk kondisi kesehatan kita. berikut ini saya uraikan beberapa zat berbahaya dari makanan sekitar kita
-formalin merupakan larutan yang komersial dengan konsentrasi 10-40% dari formaldehid
-bahan antiseptik, germisida, dan pengawet
-fungsinya sering diselewengkan untuk bahan pengawet makanan
-formalin masuk kedalam tubuh manusia melalui dua jalan yakni -pernapasan dan mulut
-formaldehida merupakan salah satu polutan dalam ruangan yang sering ditemukan dan dipakai dalam bahan konstruksi seperti kayu lapis/tripleks, karpet, dan busa semprot dan isolasi

Efek Formalin
Efek langsung
bila terhirup dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernapasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk
bila terkena kulit menyebabkan perubahan warna, kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan rasa terbakar

efek tidak langsung (akibat terakumulasi)
-di dalam tubuh formaldehida bisa menimbulkan terikatnya dna oleh protein sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal
-formaldehida dikonversi jadi asam format sehingga meningkatkan keasaman darah dampaknya tarikan nafas menjadi pendek dan sering, hipotermia, koma, atau sampai kepada kematian
-borax merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus pada makanan
-jika digunakan untuk membuat bakso maka akan didapat kekenyalan yang khas yang berbeda dari bakso yang menggunakan banyak daging sehingga terasa renyah dan disukai serta tahan lama
-jika digunakan untuk membuatkerupuk maka kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
-dalam industri borax dipakai untuk mengawetkan kayu, anti septik kayu dan pengontrol kecoa
Efek borax
-borax diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lendir
-efek langsung (akut)
-muntah dan diare
-efek tidak langsung (kronik)
-gangguan pencernaan
-nafsu makan menurun
-anemia
-rambut rontok
-kanker
Rhodamin b & Methanil yellow
-zat pewarna yang lazim digunakan dalam industri tekstil
-penyalahgunaan adalah untuk meningkatkan daya tarik produk makanan sehingga konsumen tergugah untuk membelinya
merupakan zat adiktif
-efek jika tercampur dalam makanan dapat menyebabkan kerusakan pada organ hatiini gambar krupuk yang dikasih methanil yellow
 -bpom menjelaskan pemanis buatan hanya digunakan pada pangan rendah kalori dan pangan tanpa penambahan gula
-kenyatannya banyak ditemukan pada produk permen, jelly dan minuman yang mengandung pemanis buatan
-aspartam berlebihan memicu kanker dan leukimia pada tikus, bahkan pada dosis pemberian      aspartam hanya 20mg/kg bb.
-buatlah camilan di rumah
-kontrol dan batasi kebiasaan jajanan
-jadi contoh yang baik bagi anak-anak dengan tidak sembarangan jajan
-ganti kebiasaan jajan
-sering-sering menjelaskan kepada anggota keluarga, teman dan orang lain mengenai zat2 yang berbahaya terhadap kesehatan


sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=13510813
zat berbahaya dalam makanan
author wahw33d , @ senin, maret 26, 2012


sumber http://wahw33d.blogspot.com/2012/03/zat-berbahaya-dalam-makanan.html#ixzz1tfs2ppbh

Jumat, 10 Februari 2012

Sakarin

A.     Mengenal Sakarin
Sakarin adalah pemanis buatan yang memiliki struktur dasar sulfinida benzoat. Sakarin sebagai pemanis buatan biasanya dalam bentuk garam berupa kalsium, kalium, dan natrium sakarin dengan rumus kimia (C14H8CaN2O6S2.3H2O), (C7H4KNO3S.2H2O), dan (C7H4NaNO3S.2H2O). Secara umum, garam sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau atau berbau aromatik lemah, dan mudah larut dalam air, serta berasa manis. Sakarin memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 300 sampai dengan 500 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori. Namun sayangnya dalam konsentrasi sedang sampai tinggi bersifat meninggalkan aftertaste pahit atau rasa logam. Untuk menghilangkan rasa ini sakarin dapat dicampurkan dengan siklamat (akan dibahas di bagian 4) dalam perbandingan 1:10 untuk siklamat.
Sakarin diperkenalkan pertama kali oleh Fahlberg pada tahun 1879 secara tidak sengaja dari industri tar batubara. Penggunaannya secara komersial sudah diterapkan sejak tahun 1884. Namun sakarin baru terkenal oleh masyarakat luas setelah perang dunia I, di mana sakarin berperan sebagai pemanis alternatif pengganti gula pasir sulit diperoleh. Sakarin menjadi lebih populer lagi di pasaran pada tahun 1960-an dan 1970-an. Saat itu, sifatnya sebagai pemanis tanpa kalori dan harga murahnya menjadi faktor penarik utama dalam penggunaan sakarin. Selain itu sakarin tidak bereaksi dengan bahan makanan, sehingga makanan yang ditambahkan sakarin tidak mengalami kerusakan. Sifat yang penting untuk industri minuman kaleng atau kemasan. Karena itulah, sakarin dalam hal ini sering digunakan bersama dengan aspartame; agar rasa manis dalam minuman tetap bertahan lama. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, aspartame tidak bertahan lama dalam minuman kemasan.
Sifat fisik sakarin yang cukup dikenal adalah tidak stabil pada pemanasan. Sakarin yang digunakan dalam industri makanan adalah sakarin sebagai garam natrium. Hal ini disebabkan sakarin dalam bentuk aslinya yaitu asam, bersifat tidak larut dalam air. Sakarin juga tidak mengalami proses penguraian gula dan pati yang menghasilkan asam; sehingga sakarin tidak menyebabkan erosi enamel gigi.
Sakarin merupakan pemanis alternatif untuk penderita diabetes melitus, karena sakarin tidak diserap lewat sistem pencernaan. Meskipun demikian, sakarin dapat mendorong sekresi insulin karena rasa manisnya; sehingga gula darah akan turun.
B.     Penggunaan
Sakarin sempat digunakan secara luas sebagai pemanis dalam produk makanan kemasan (minuman atau buah kalengan, permen karet, selai, dan permen), bahan suplemen (vitamin dan sejenisnya), obat-obatan, dan pasta gigi. Selain itu sakarin juga digunakan sebagai gula di restoran, industri roti, dan bahan kosmetik.
C.      Keamanan
Sakarin mulai diteliti sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Ahli yang pertama kali menentang penggunaan sakarin, karena dianggap merugikan kesehatan; adalah Harvey Wiley. Menurut beliau, sakarin memang manis seperti gula pasir biasa, namun karena struktur kimianya yang menyerupai tar batubara; tetap saja yang dikonsumsi adalah tar batubara yang seharusnya tidak dimakan. Namun pernyataan terus dibantah keras oleh presiden Amerika Serikat saat itu, Theodore Roosevelt. Memang sejak pertama diperkenalkan secara luas kepada masyarakat sampai saat itu, belum ada efek buruk sebagai akibat konsumsi sakarin.
Sejak saat itu, keamanan penggunaan sakarin terus diperdebatkan sampai sekarang. Adapun bahaya yang ditimbulkan sakarin adalah efek karsinogenik. Pada sebuah penelitian di tahun 1977, mencit percobaan mengalami kanker empedu setelah mengkonsumsi sakarin dalam jumlah besar. Penentuan efek serupa pada manusia lebih sulit, karena sebagian besar produk makanan yang ada saat ini menggunakan beberapa pemanis buatan sekaligus. Penelitian oleh Weihrauch & Diehl (2004) menunjukkan bahwa konsumsi kombinasi pemanis buatan dalam jumlah besar (>1.6 gram/hari) meningkatkan risiko kanker empedu sebanyak hanya 1.3 kali lipat pada manusia. Namun pemanis manakah yang menimbulkan efek ini tidak diketahui. Setelah beberapa tahun meneliti, sebagian besar ahli akhirnya menyimpulkan bahwa sakarin tidak bersifat karsinogenik pada manusia.
Sakarin tidak dimetabolisme oleh tubuh, lambat diserap oleh usus, dan cepat dikeluarkan melalui urin tanpa perubahan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa sakarin tidak bereaksi dengan DNA, tidak bersifat karsinogenik, tidak menyebabkan karies gigi, dan cocok bagi penderita diabetes.
JECFA menyatakan sakarin merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi manusia dengan ADI sebanyak 5,0 mg/kg berat badan. Sejak bulan Desember 2000, FDA telah menghilangkan kewajiban pelabelan pada produk pangan yang mengandung sakarin, dan 100 negara telah mengijinkan penggunaannya. CAC mengatur maksimum penggunaan sakarin pada berbagai produk pangan berkisar antara 80 sampai dengan 5.000 mg/kg produk.