Senin, 13 Mei 2013

CUKA SEBAGAI PENGAWET MAKANAN ALAMI


CUKA SEBAGAI PENGAWET MAKANAN ALAMIPengawet pada  produk makanan atau minuman sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan di dalam industri makanan. Apalagi perkembangan zaman menuntut produk makanan dan minuman yang serba praktis, tahan lama dan memiliki tampilan menarik. Solusi yang dilakukan industri pangan adalah menambahkan bahan pengawet agar kualitas produk meningkat dan tahan lama. Sebenarnya ada cara aman dan sehat dalam mengawetkan makanan, yaitu  mengawetkan makanan secara alami.  Kualitas makanan ditentukan oleh cita rasa, tekstur, warna dan nilai gizi. Untuk meningkatkan kualitas mutu nilai pangan, pengawetan makanan bisa meningkatkan kualitas produk makanan. Seperti pada tujuan menambahkan pengawet makanan adalah memperpanjang daya simpan dengan cara mencegah pertumbuhan mikroorganisme pembusuk.
Pengawet makanan digolongkan menjadi dua, pertama pengawet alami yang bisa diperoleh dari bahan makanan segar seperti bawang putih, gula,  garam dan asam. Golongan kedua adalah pengawet sintetis. Pengawet ini merupakan hasil sintesis secara kimia. Bahan pengawet sintetis mempunyai sifat lebih stabil, lebih pekat dan penggunaannya lebih sedikit. Kelemahan pengawet sitetis adalah efek samping yang ditimbulkan. Pengawet sintetis dipercaya bisa menimbulkan efek negatif bagi kesehatan, seperti memicu pertumbuhan sel kanker akibat senyawa karsinogenik dalam pengawet. Contoh dari pengawet sintetis adalah nastrium benzoat, kalium sulfit dan nitrit. Penambahan pengawet alami jauh lebih baik karena dampak buruknya terhadap kesehatan lebih kecil.Selain bahan pengawet di atas, masih ada jenis pengawet alternatif yang diperoleh dari bahan pangan segar seperti bawang putih, gula pasir, asam jawa dan kluwak. Bahan-bahan ini dapat mencegah perkembangbiakan mikroorganisme pembusuk.Umumnya pangan memiliki daya simpan yang relatif pendek.,sehingga bersifat mudah rusak (perishable). Lama atau singkatnya daya simpan pangan sangat tergantung pada karateristik bahan pangan tersebut. Kadar airdalam pangan, terutama kandungan “air bebas” merupakan faktor utama  penentu daya simpan pangan. Semakin tinggi kadar air pangan, semakin cepat rusaknya produk tersebut, baik akibatadanya aktivitas biologis internal (metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak.Untuk memperpanjang daya simpan atau membuat pangan lebih awet, kadar air pangan harus diturunkan. Mengurangi kadar airdalam pangan dapat dilakukan dengan berbagagai cara antara lain melalui proses pengeringan atau pemberian bahan (senyawa) pengawet yang dapat mengikat air bebas, membatasi serta membunuh aktivitas mikroba perusak pangan.Prinsip pengawetan bertujuan untuk menghambat terjadinya pembusukan dan menjamin mutu awal pangan agar tetap terjaga selama mungkin. Dalam produk pangan, bahan atau zat pengawet yang digunakan akan berperan sebagai anti mikroba atau antioksidan, atau sekaligus keduanya. Sebagai antimikroba, zat pengawet akan menghambat aktivitas pertumbuhan jamur, bakteri dan enzim yang menyebabkan pembusukn pangan. Sebagai antioksidan, zat-zat pengawet akan menekan reaksi yang terjadi pada saat pangan menyatu dengan oksigen, sinar panas dan beberapa logam sehingga dapat mencegah terjadinya ketengikan, penciklatan dan munculnya noda-noda hitam pada produk pangan.Hasil penelitian BB Veteriner mengungkapkan, penggunaan larutan asam asetat, atau lebih dikenal umum sebagai cuka, 4% belum mengakibatkan cita rasa daging ayam berubah. Bahkan lebih dari itu larutan cuka dapat mengurangi jumlah bakteri penyebab pembusukan. Penelitian yang dilakukan oleh Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor, daging ayam yang diambil dari rumah pemotongan ayam pada pukul 6 pagi, kemudian disimpan dalam ruangan biasa, pada pukul 10 siang sudah mengeluarkan bau busuk. Jumlah total bakterinya pun telah melebihi ambang batas yang ditatapkan dalan Standar Nasional Indonesia.Cara penggunaan larutan asam asetat sebagai pengawet makanan sangat mudah. Untuk industri penghasil daging ayam, cukup dengan mencelupkan daging ayam ke dalam larutan cukak 4% sebelum daging ayam tersebut didistribusikan ke pasar-pasar. Sedangkan untuk skala rumah tangga, larutan cuka dapat digunakan untuk mencuci daging ayam setelah dibeli dari pasar. Asam cukak juga aman dan tidak menyebabkan efek samping yang membahayakan kesehatan serta mudah diperoleh dengan harga murah. Namun yang perlu diperhatikan adalah konsentrasi yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi cita rasa sehingga daging ayam menjadi asam.Selain memberikan rasa asam pada masakan dan minuman, cuka juga bisa digunakan sebagai bahan pengawet. Produk yang biasanya diawetkan dengan cuka adalah acar, kimchi,  jelly dan minuman. Penggunaanya disesuaikan dengan jenis produk yang diawetkan. Selain meningkatkan daya simpan, cuka juga dapat mempertahankan warna atau mencegah reaksi browning/pencokelatan pada buah dan sayuran. Dengan penambahan cuka, sayuran dan buah akan lebih bertahan warnanya.Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.Asam cukak adalah salah satu dari asam organik yang secara alami dihasilkan oleh tumbuhan. kandungan asam asetatnya yang dapat membunuh bakteri.cuka dapat digunkan sebagai pengawet capcay. Cuka merupakan salah satu pengawet tertua di Dunia selain garam dan gula. Cuka buah merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk pengawetan daging, sayuran maupun buah-buahan. Acar timun , acar bawang putih, acar kubis merupakan produk pangan yang diawetkan dengan penambahan asam atau cuka  buah. Beberapa jenis asam organik yang dapat digunakan untuk mengawetkan makanan adalah asam asetat, asam laktat, asam propionat, asam fumarat, asam tartarat dan asam sitrat. Namun yang paling efektif sebagai pengawet adalah asam asetat atau asama cukak karena hampir tidak ada batas maksimal penggunaannya untuk makanan. Beberapa peneliti menyatakan penggunaan asam asetat  untuk makanan dalam jangku waktu lama tidak membahayakan kesehatan karena dapat dimetabolisir oleh tubuh kemudian dikeluarkan dari tubuh.
  • SEJARAH ASAM CUKA
Ternyata cuka telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Cairan ini dihasilkan dari fermentasi buah yang kaya akan gula seperti apel, anggur merah, malt, dan beras. Karena khasiat yang dikandungnya begitu besar, cairan ini termasuk minuman yang disukai para nabi. Dalam sebuah Hadits disebutkan bahwa Rasulullah pernah berdoa, “Ya Allah berkahilah cuka karena ia adalah tuak para Nabi sebelumku” (Riwayat Ibnu Majah )Menurut hasil penelitian, zat-zat yang terkandung di dalamnya dapat mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit, seperti kanker, jantung, arthritis, pengeroposan tulang, alergi, dan gangguan pencernaan. Cuka juga terbukti membantu menurunkan berat badan. Bahkan, selain sebagai campuran makanan yang melezatkan, cuka merupakan cairan pembersih dan pengawet makanan alami yang ramah lingkungan. Khasiat lain yaitu sebagai obat penyakit kuning, pembersih tubuh dan mencegah penyakit bengkak-bengkak.Selain untuk kesehatan, cuka bisa digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kebersihan rumah. Misalnya membersihkan shower yang mampet, lantai kusam, hingga membersihkan kerak botol.Cuka telah dikenal manusia sejak dahulu kala. Cuka dihasilkan oleh berbagai bakteria penghasil asam asetat, dan asam asetat merupakan hasil samping dari pembuatan bir atau anggur.Penggunaan asam asetat sebagai pereaksi kimia juga sudah dimulai sejak lama. Pada abat ke-3 Sebelum Masehi, Filsuf Yunani kuno Theophrastos menjelaskan bahwa cuka bereaksi dengan logam-logam membentuk berbagai zat warna, misalnya timbal putih (timbal karbonat), dan verdigris, yaitu suatu zat hijau campuran dari garam-garam tembaga dan mengandung tembaga (II) asetat. Bangsa Romawi menghasilkan sapa, sebuah sirup yang amat manis, dengan mendidihkan anggur yang sudah asam. Sapa mengandung timbal asetat, suatu zat manis yang disebut juga gula timbal dan gula Saturnus. Akhirnya hal ini berlanjut kepada peracunan dengan timbal yang dilakukan oleh para pejabat Romawi.Pada abad ke-8, ilmuwan Persia Jabir ibn Hayyan menghasilkan asam asetat pekat dari cuka melalui distilasi. Pada masa renaisans, asam asetat glasial dihasilkan dari distilasi kering logam asetat. Pada abad ke-16 ahli alkimia Jerman Andreas Libavius menjelaskan prosedur tersebut, dan membandingkan asam asetat glasial yang dihasilkan terhadap cuka. Ternyata asam asetat glasial memiliki banyak perbedaan sifat dengan larutan asam asetat dalam air, sehingga banyak ahli kimia yang mempercayai bahwa keduanya sebenarnya adalah dua zat yang berbeda. Ahli kimia Prancis Pierre Adet akhirnya membuktikan bahwa kedua zat ini sebenarnya sama.Pada 1847 kimiawan Jerman Hermann Kolbe mensintesis asam asetat dari zat anorganik untuk pertama kalinya. Reaksi kimia yang dilakukan adalah klorinasi karbon disulfida menjadi karbon tetraklorida, diikuti dengan pirolisis menjadi tetrakloroetilena dan klorinasi dalam air menjadi asam trikloroasetat, dan akhirnya reduksi melalui elektrolisis menjadi asam asetat.Sejak 1910 kebanyakan asam asetat dihasilkan dari cairan piroligneous yang diperoleh dari distilasi kayu. Cairan ini direaksikan dengan kalsium hidroksida menghasilkan kalsium asetat yang kemudian diasamkan dengan asam sulfat menghasilkan asam asetat read more

Sabtu, 11 Mei 2013

BAHAN TMABAHAN MAKANAN (Na Benzoate)

Natrium benzoat (C7H5NaO2) mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak lebih dari 100,5% C7H5NaO2dihitung terhadap zat anhidrat. Berbentuk granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau, atau praktis tidak berbau, stabil di udara. Kelarutannya mudah larut di air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%. Simpan dalam wadah tertutup baik (DepKes RI, 1995:584).

Natrium benzoat atau kalium benzoat lebih banyak digunakan karena lebih mudah larut. Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan dan minuman seperti sari buah minuman ringan, saus tomat, saus sambal, selai, jeli, manisan, kecap dan lain-lain. Untuk pembuatan saos konsentrasi yang digunakan yaitu 0,15-0,25% (Wade, 1994:459-461)Salah satu cara untuk menghambat pertumbuhan mikroba adalah dengan menambahkan zat pengawet ke dalam makanan tersebut. Pengawet merupakan zat yang ditambahkan ke dalam bahan pangan dengan tujuan meningkatkan umur simpan. Kemampuan suatu zat pengawet dalam menghambat pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi zat pengawet, jenis, jumlah, umur dan keadaan mikroba, suhu, waktu, dan sifat-sifat kimia serta fisik dari makanan termasuk kadar air, pH, jenis dan komponen yang ada di dalamnya (Fardiaz, 1982).
Pengawet yang digunakan adalah asam benzoat atau sodium benzoat. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan kapang, khamir dan bakteri. Efektivitas fungsi senyawa benzoat dapat bertambah jika produk yang dibuat mengandung garam dan gula pasir. Penggunaan pengawet ini diperbolehkan digunakan dalam jumlah tertentu. Pada produk makanan senyawa benzoat hanya boleh digunakan dengan kisaran konsentrasi 400-1000 mg/kg bahan (Hambali, Suryani, dan Ihsanur, 2007:21).
Benzoat merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa tumbuhan dan sering digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk mengawetkan makanan. Penambahan ini menghasilkan dalam penurunan kapasitas buffer diet, dan setelah itu akan meningkatkan keasaman dari urin (Mroz et al., 2000).
Penambahan benzoat dalam minuman ringan dengan konsentrasi tidak lebih dari 0.1% tidak membahayakan tubuh (Splittoesser, 1981). Tubuh manusia mampu melakukan proses detoksifikasi terhadap asam benzoat. Melalui reaksi antara asam benzoat dengan asam amino glisin, maka akan terbentuk asam hipurat. Asam hipurat akan dibuang oleh tubuh misalnya melalui urin (Winarno, 1997).

Natrium Benzoat biasa digunakan pada industri minuman seperti minuma isotonik, jus, dan sejenisnya. Bahaya pengawet yang satu ini akan muncul ketika pemakaian / dikonsumsi berlebihan. Seperti apa bahayanya?Bersifat karsinogenik. Jika terakumulasi dalam tubuh dengan jumlah yang besar maka akan memicu tumbuhnya sel kanker.Merupakan zat penyebab timbulnya penyakit LUPUS.Diduga dapat merusak Sel DNA. Sebuah percobaan yang dilakukan pada sel ragi, dimana ia diberikan Natrium Benzoat, hasilnya menunjukkan sel Ragi mengalami kerusakan. Jika hal ini terjadi pada manusia, maka bisa memicu munculnya penyakit degenerasi saraf.



Proposal Usaha Jasa Laboratorium

Komite Akreditasi Nasional (KAN) memutuskan bahwa Laboratorium Penguji Kami layak untuk memperoleh sertifikat akreditasi sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 dengan Nomor LP-500-DN pada tanggal 13 Januari 2011. Selanjutnya, pada tahun 2012, usulan kegiatan penambahan ruang lingkup pengujian untuk udara ruang kerja, udara lingkungan dan kebisingan telah disetujui oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Sertifikasi KAN ini semakin mengukuhkan reputasi SB Consultant sebagai partner terpercaya di bidang jasa laboratorium penguji dan konsultasi lingkungan. Saat ini, untuk wilayah Bekasi - Karawang, hanya sedikit laboratorium penguji yang telah terakreditasi oleh KAN.
Jasa Analisa yang dapat kami  layani meliputi parameter-parameter dalam bidang:
·         Analisis air minum sesuai dengan Permenkes seperti kadar logam, TDS, TSS, Total Coliform dan     E.Coli, mikrobiologi
·         Mikrobiologi dalam makanan, minuman dan produk lainnya
·         Raw material untuk industri makanan dan farmasi seperti kadar nitrogen, protein, karbohidrat (gula)
·         Analisis kadar logam dalam berbagai matriks sampel dengan mengggunakan AAS
·         Analisa proximat suatu material atau bahan seperti analisa proksimat dalam material batu bara yaitu analisa untuk menentukan kadar Moisture (air dalam batubara), ash content (debu), volatile matters (zat terbang), dan fixed carbon(karbon tertambat)
·         Untuk jasa analisa lain yang belum disebutkan, mohon untuk menghubungi kami.

C. FASILITAS
JASA ANALISA
Instrumen kimia yang kami miliki saat ini dalam kondisi baik dan terkalibrasi, yaitu:
High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) Shimadzu LC-20AB dengan Detektor SPD-20A (Prominence UV-VIS Detectoctor ) dan Detektor RID-10 A (Refrative Index Detector)
Aplikasi :
·         Biomonitoring untuk analisis parameter organik (benzen, toluen dan xylen dalam urin sebagai metabolitnya yaitu bentuk trans-trans muconic acid, hippuric acid, methyl hippuric acid)
·         Analisis golongan Karbohidrat (glukosa, xyltol, maltosa, fruktosa dan lain-lain)
·         Analisis vitamin seperti vitamin C (Asam Askorbat) dan lainnya
·         Analisa material atau bahan obat seperti kadar sorbitol
Gas Chromatography (GC) Shimadzu  GC-2010 dengan Detektor FID (Flame Ionization Detector) dan TCD (Thermal Conductivity Detector) 
Aplikasi  :
·         Analisis golongan Alkohol (Metanol, Etanol, Propanol, Isopropanol, Butanol)
·         Analisa biomonitoring pada sampel darah dan urin (Analisa Metanol, Etanol, Isopropanol,Metil ethyl Keton, Benzen, Toulene dan Xylene)
·         Analisa Monitoring kualitas udara terhadap zat kimia yang mudah menguap (Nafthalen, Benzen, Toulen, Xylen dan sebagainya)
·         Analisa Golongan Hidrokarbon (Propana, Heksana, Heptana, Oktana)
·         Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) dalam sampel larutan
·         Analisa Strenght Amine dari sampel MDEA (Methyl Diethyl Ethanol), yang digunakan sebagai adsorpsi gas C02 pada proses pengolahan minyak bumi
Atomic absorption spectroscopy (AAS) Shimadzu AA-6300 dengan tambahan aksesori  MVU-1 (Mercury Vaporizer Unit), HVG-1 (Hydride Vapor Generator) dan  ASC-6100 ( Auto Sampler)
Aplikasi  :
·         Biomonitoring untuk analisis parameter anorganik (Pb, Cd, Cr, Hg, As dan logam lainnya       dalam darah dan urin)
·         Analisis kadar logam dalam pasir dan batuan mineral
·         Analisis kadar logam dalam brine water.
·         Analisis kadar logam dalam matriks cairan, padatan untuk aplikasi pada industri makanan, minuman, farmasi, karet dan sebagainya
Kami juga didukung oleh ahli kimia dari berbagai bidang seperti:
1.     Kimia analisa
2.     Kimia instrumentasi
3.     Manajemen laboratorium ISO 17025
4.     Kimia lingkungan dan pengolahan limbah
5.     Teknik kimia, gas dan petroleum
6.     Toksikologi dan biomonitoring
7.     Mikrobiologi
8.     Biokimia dan bioteknologi
9.     Kimia bahan alam

Jasa Penelitian Makanan dan Amdk
Jl. Veteran 21 Magelang
Telp : (0219) 543567
e-mail: bagaspetrokchemical@gmail.com

Selasa, 01 Mei 2012

ZAT PENGAWET MAKANAN

ZAT BERBAHAYA DALAM MAKANAN
Dalam aktivitas makan sehari-hari kadang kita tidak menghiraukan adanya zat-zat berbahaya dalam makanan yang hal itu sudah sangat jelas akan memperburuk kondisi kesehatan kita. berikut ini saya uraikan beberapa zat berbahaya dari makanan sekitar kita
-formalin merupakan larutan yang komersial dengan konsentrasi 10-40% dari formaldehid
-bahan antiseptik, germisida, dan pengawet
-fungsinya sering diselewengkan untuk bahan pengawet makanan
-formalin masuk kedalam tubuh manusia melalui dua jalan yakni -pernapasan dan mulut
-formaldehida merupakan salah satu polutan dalam ruangan yang sering ditemukan dan dipakai dalam bahan konstruksi seperti kayu lapis/tripleks, karpet, dan busa semprot dan isolasi

Efek Formalin
Efek langsung
bila terhirup dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernapasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk
bila terkena kulit menyebabkan perubahan warna, kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan rasa terbakar

efek tidak langsung (akibat terakumulasi)
-di dalam tubuh formaldehida bisa menimbulkan terikatnya dna oleh protein sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal
-formaldehida dikonversi jadi asam format sehingga meningkatkan keasaman darah dampaknya tarikan nafas menjadi pendek dan sering, hipotermia, koma, atau sampai kepada kematian
-borax merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus pada makanan
-jika digunakan untuk membuat bakso maka akan didapat kekenyalan yang khas yang berbeda dari bakso yang menggunakan banyak daging sehingga terasa renyah dan disukai serta tahan lama
-jika digunakan untuk membuatkerupuk maka kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
-dalam industri borax dipakai untuk mengawetkan kayu, anti septik kayu dan pengontrol kecoa
Efek borax
-borax diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lendir
-efek langsung (akut)
-muntah dan diare
-efek tidak langsung (kronik)
-gangguan pencernaan
-nafsu makan menurun
-anemia
-rambut rontok
-kanker
Rhodamin b & Methanil yellow
-zat pewarna yang lazim digunakan dalam industri tekstil
-penyalahgunaan adalah untuk meningkatkan daya tarik produk makanan sehingga konsumen tergugah untuk membelinya
merupakan zat adiktif
-efek jika tercampur dalam makanan dapat menyebabkan kerusakan pada organ hatiini gambar krupuk yang dikasih methanil yellow
 -bpom menjelaskan pemanis buatan hanya digunakan pada pangan rendah kalori dan pangan tanpa penambahan gula
-kenyatannya banyak ditemukan pada produk permen, jelly dan minuman yang mengandung pemanis buatan
-aspartam berlebihan memicu kanker dan leukimia pada tikus, bahkan pada dosis pemberian      aspartam hanya 20mg/kg bb.
-buatlah camilan di rumah
-kontrol dan batasi kebiasaan jajanan
-jadi contoh yang baik bagi anak-anak dengan tidak sembarangan jajan
-ganti kebiasaan jajan
-sering-sering menjelaskan kepada anggota keluarga, teman dan orang lain mengenai zat2 yang berbahaya terhadap kesehatan


sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=13510813
zat berbahaya dalam makanan
author wahw33d , @ senin, maret 26, 2012


sumber http://wahw33d.blogspot.com/2012/03/zat-berbahaya-dalam-makanan.html#ixzz1tfs2ppbh

Jumat, 10 Februari 2012

Sakarin

A.     Mengenal Sakarin
Sakarin adalah pemanis buatan yang memiliki struktur dasar sulfinida benzoat. Sakarin sebagai pemanis buatan biasanya dalam bentuk garam berupa kalsium, kalium, dan natrium sakarin dengan rumus kimia (C14H8CaN2O6S2.3H2O), (C7H4KNO3S.2H2O), dan (C7H4NaNO3S.2H2O). Secara umum, garam sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau atau berbau aromatik lemah, dan mudah larut dalam air, serta berasa manis. Sakarin memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 300 sampai dengan 500 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori. Namun sayangnya dalam konsentrasi sedang sampai tinggi bersifat meninggalkan aftertaste pahit atau rasa logam. Untuk menghilangkan rasa ini sakarin dapat dicampurkan dengan siklamat (akan dibahas di bagian 4) dalam perbandingan 1:10 untuk siklamat.
Sakarin diperkenalkan pertama kali oleh Fahlberg pada tahun 1879 secara tidak sengaja dari industri tar batubara. Penggunaannya secara komersial sudah diterapkan sejak tahun 1884. Namun sakarin baru terkenal oleh masyarakat luas setelah perang dunia I, di mana sakarin berperan sebagai pemanis alternatif pengganti gula pasir sulit diperoleh. Sakarin menjadi lebih populer lagi di pasaran pada tahun 1960-an dan 1970-an. Saat itu, sifatnya sebagai pemanis tanpa kalori dan harga murahnya menjadi faktor penarik utama dalam penggunaan sakarin. Selain itu sakarin tidak bereaksi dengan bahan makanan, sehingga makanan yang ditambahkan sakarin tidak mengalami kerusakan. Sifat yang penting untuk industri minuman kaleng atau kemasan. Karena itulah, sakarin dalam hal ini sering digunakan bersama dengan aspartame; agar rasa manis dalam minuman tetap bertahan lama. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, aspartame tidak bertahan lama dalam minuman kemasan.
Sifat fisik sakarin yang cukup dikenal adalah tidak stabil pada pemanasan. Sakarin yang digunakan dalam industri makanan adalah sakarin sebagai garam natrium. Hal ini disebabkan sakarin dalam bentuk aslinya yaitu asam, bersifat tidak larut dalam air. Sakarin juga tidak mengalami proses penguraian gula dan pati yang menghasilkan asam; sehingga sakarin tidak menyebabkan erosi enamel gigi.
Sakarin merupakan pemanis alternatif untuk penderita diabetes melitus, karena sakarin tidak diserap lewat sistem pencernaan. Meskipun demikian, sakarin dapat mendorong sekresi insulin karena rasa manisnya; sehingga gula darah akan turun.
B.     Penggunaan
Sakarin sempat digunakan secara luas sebagai pemanis dalam produk makanan kemasan (minuman atau buah kalengan, permen karet, selai, dan permen), bahan suplemen (vitamin dan sejenisnya), obat-obatan, dan pasta gigi. Selain itu sakarin juga digunakan sebagai gula di restoran, industri roti, dan bahan kosmetik.
C.      Keamanan
Sakarin mulai diteliti sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Ahli yang pertama kali menentang penggunaan sakarin, karena dianggap merugikan kesehatan; adalah Harvey Wiley. Menurut beliau, sakarin memang manis seperti gula pasir biasa, namun karena struktur kimianya yang menyerupai tar batubara; tetap saja yang dikonsumsi adalah tar batubara yang seharusnya tidak dimakan. Namun pernyataan terus dibantah keras oleh presiden Amerika Serikat saat itu, Theodore Roosevelt. Memang sejak pertama diperkenalkan secara luas kepada masyarakat sampai saat itu, belum ada efek buruk sebagai akibat konsumsi sakarin.
Sejak saat itu, keamanan penggunaan sakarin terus diperdebatkan sampai sekarang. Adapun bahaya yang ditimbulkan sakarin adalah efek karsinogenik. Pada sebuah penelitian di tahun 1977, mencit percobaan mengalami kanker empedu setelah mengkonsumsi sakarin dalam jumlah besar. Penentuan efek serupa pada manusia lebih sulit, karena sebagian besar produk makanan yang ada saat ini menggunakan beberapa pemanis buatan sekaligus. Penelitian oleh Weihrauch & Diehl (2004) menunjukkan bahwa konsumsi kombinasi pemanis buatan dalam jumlah besar (>1.6 gram/hari) meningkatkan risiko kanker empedu sebanyak hanya 1.3 kali lipat pada manusia. Namun pemanis manakah yang menimbulkan efek ini tidak diketahui. Setelah beberapa tahun meneliti, sebagian besar ahli akhirnya menyimpulkan bahwa sakarin tidak bersifat karsinogenik pada manusia.
Sakarin tidak dimetabolisme oleh tubuh, lambat diserap oleh usus, dan cepat dikeluarkan melalui urin tanpa perubahan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa sakarin tidak bereaksi dengan DNA, tidak bersifat karsinogenik, tidak menyebabkan karies gigi, dan cocok bagi penderita diabetes.
JECFA menyatakan sakarin merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi manusia dengan ADI sebanyak 5,0 mg/kg berat badan. Sejak bulan Desember 2000, FDA telah menghilangkan kewajiban pelabelan pada produk pangan yang mengandung sakarin, dan 100 negara telah mengijinkan penggunaannya. CAC mengatur maksimum penggunaan sakarin pada berbagai produk pangan berkisar antara 80 sampai dengan 5.000 mg/kg produk.